Bali dikenal sebagai destinasi wisata kelas dunia yang kaya akan budaya, keindahan alam, dan tentu saja kuliner khas yang unik dan otentik.
Selain menu mainstream seperti ayam betutu atau sate lilit, ada deretan kuliner tradisional yang hanya bisa kamu temukan di Pulau Dewata.
Bahkan, beberapa di antaranya punya makna filosofis dalam tradisi masyarakat Bali.
Jika kamu sedang atau akan berlibur ke Bali, jangan hanya terpaku pada wisata alam – jelajahi juga kekayaan rasa dari dapur tradisional Bali.
Kuliner Unik Bali yang Wajib Anda Coba
Berikut ini adalah 8 kuliner unik Bali yang khas dan layak kamu coba setidaknya sekali seumur hidup:
1. Lawar – Simbol Keharmonisan dalam Semangkuk Rasa
Apa Itu Lawar?
Lawar adalah hidangan tradisional Bali yang terdiri dari sayuran (seperti kacang panjang dan nangka muda), parutan kelapa, serta daging cincang.
Dalam beberapa versi, ditambahkan darah segar dari hewan yang disembelih agar rasanya lebih gurih dan mendalam.
Penggunaan darah juga mengandung nilai spiritual dan dipercaya menyimbolkan keberanian serta kesatuan.
Jenis-jenis Lawar:
- Lawar Merah: Mengandung darah.
- Lawar Putih: Tanpa darah.
- Lawar Ayam, Lawar Babi, Lawar Nangka: Berdasarkan bahan utama yang digunakan.
Nilai Budaya:
Lawar tidak sekadar makanan, melainkan bagian dari upacara adat dan simbol keseimbangan antara alam, manusia, dan spiritualitas.
Tempat Mencoba:
- Warung Wardani, Denpasar
- Warung lokal di Gianyar dan Klungkung
2. Loloh Cemcem – Minuman Segar dari Desa Penglipuran
Asal Usul:
Minuman herbal ini berasal dari Desa Adat Penglipuran, salah satu desa wisata paling terkenal dan terbersih di dunia, yang berada di Kabupaten Bangli.
Komposisi dan Khasiat:
Minuman ini berbahan dasar daun cemcem (kecemcem), air, gula aren, garam, dan perasan jeruk nipis. Rasanya menyegarkan dengan perpaduan manis, asam, dan sedikit asin.
Manfaat Kesehatan:
- Menurunkan tekanan darah
- Mengatasi panas dalam
- Melancarkan pencernaan
Cita Rasa: Segar, dengan perpaduan asam, manis, dan asin yang unik.
Tempat Mencoba:
- Desa Penglipuran (langsung dari sumbernya)
- Pasar Bangli, atau toko oleh-oleh minuman herbal khas Bali
3. Rujak Bulung – Rujak Rumput Laut Khas Bali
Bahan Dasar:
Bulung adalah sebutan untuk rumput laut segar yang kemudian disajikan dengan kuah pindang (hasil rebusan ikan), sambal khas Bali, parutan kelapa, dan kacang goreng.
Tekstur dan Rasa:
Kombinasi tekstur renyah dan kenyal dari rumput laut berpadu dengan rasa asam, pedas, dan gurih menjadikan rujak ini sebagai camilan yang unik dan menyegarkan.
Kandungan Nutrisi:
Rujak bulung kaya akan serat, yodium, dan mineral laut yang sangat baik untuk kesehatan.
Tempat Mencoba:
- Pantai Sanur
- Pasar Kreneng dan pasar tradisional Denpasar
4. Tum Ayam – Pepes ala Bali yang Penuh Rempah
Proses Pembuatan:
Daging ayam dicincang dan dicampur dengan bumbu base genep khas Bali (campuran bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, kemiri, cabai, dan rempah lainnya), santan, lalu dibungkus daun pisang dan dikukus.
Rasa dan Aroma:
Rasanya gurih, pedas, dan sangat aromatik berkat balutan daun pisang dan kekayaan bumbu. Versi lain tersedia menggunakan daging babi atau ikan.
Peran dalam Tradisi:
Tum ayam kerap menjadi bagian dari sesajen (banten) atau sajian upacara.
Tempat Mencoba:
- Warung Men Weti, Sanur
- Warung makan khas Bali di Ubud dan Gianyar
5. Bubur Injin – Puding Beras Hitam yang Legendaris
Komposisi:
Bubur injin adalah bubur manis yang terbuat dari campuran beras ketan hitam dan putih, dimasak hingga kental lalu disajikan dengan gula aren dan santan kental.
Karakteristik Rasa:
Manis, legit, dan gurih santan, dengan tekstur lembut dan sedikit kenyal. Disukai sebagai hidangan penutup atau sarapan ringan.
Kelebihan:
Mengandung antioksidan alami dari ketan hitam dan tidak mengandung bahan pengawet.
Tempat Mencoba:
- Warung tradisional
- Hotel dan restoran yang menyajikan dessert khas Bali
6. Jukut Ares – Sup Batang Pisang yang Lezat
Apa Itu Ares?
Ares adalah batang muda dari pohon pisang. Untuk membuat jukut ares, batang ini diiris tipis, lalu dimasak bersama kaldu ayam atau babi dan bumbu rempah khas Bali.
Rasa dan Tekstur:
Gurih, sedikit pedas, dan lembut. Ares menyerap bumbu dengan baik sehingga menciptakan rasa yang khas.
Makna Budaya:
Biasanya disajikan dalam acara keagamaan atau setelah penyembelihan hewan untuk sesajen.
Tempat Mencoba:
- Warung lokal di Bangli dan Karangasem
- Warung nasi campur khas Bali
7. Oret (Urutan) – Sosis Tradisional Babi Khas Bali
Urutan atau oret adalah sosis tradisional Bali yang dibuat dari usus babi yang dibersihkan, diisi dengan daging cincang, lemak, dan rempah khas, kemudian dikeringkan dengan cara diasapi atau dijemur, lalu digoreng.
Rasa dan Tekstur:
Renyah di luar, juicy di dalam, dengan rasa rempah yang kuat dan gurih.
Paling Cocok Dimakan Dengan:
Nasi putih, sambal matah, dan sayur urap.
Tempat Mencoba:
- Warung babi guling di Gianyar dan Denpasar
- Pasar tradisional di waktu pagi
8. Rujak Batu-Batu – Kuliner Viral dari Benoa
Bahan Utama:
Kerang laut yang dicampur dengan kuah cuka atau kuah pindang pedas. Nama “batu-batu” berasal dari tekstur kerang yang menyerupai batu kecil.
Viral Karena:
Sensasi pedasnya yang menyegarkan, tampilan unik, dan hanya tersedia di beberapa daerah di Bali.
Awalnya Hanya Ada di:
Benoa, Kuta Selatan. Kini mulai menyebar ke Denpasar dan sekitarnya.
Tips:
Cocok sebagai camilan sore, terutama saat cuaca panas. Sajikan dingin untuk sensasi lebih segar.
Bali menyimpan kuliner-kuliner unik yang tak hanya nikmat tapi juga penuh cerita dan filosofi.
Dari minuman tradisional seperti loloh cemcem, rujak yang menyegarkan seperti rujak bulung, hingga makanan sakral seperti lawar dan jukut ares, semuanya memberi pengalaman kuliner yang berbeda dari tempat lain di Indonesia.
Jika kamu mencari cara baru menikmati liburan di Bali, menjelajahi kuliner otentiknya bisa menjadi petualangan rasa yang tak terlupakan.
Jangan lupa untuk mendokumentasikan perjalanan kulinermu dan berbagi di media sosial – siapa tahu bisa jadi inspirasi bagi traveler lainnya!