11 Jajanan Pasar Khas Indonesia yang Lezat dan Punya Cerita Unik

Avatar photo

Citra P

Jajanan Pasar Khas Indonesia yang Lezat dan Punya Cerita Unik

Indonesia memang surganya kuliner. Dari makanan berat sampai camilan ringan, semuanya punya cita rasa khas yang sulit dilupakan.

Salah satu kekayaan kuliner yang patut dibanggakan adalah jajanan pasar – makanan tradisional yang identik dengan kesederhanaan, cita rasa otentik, dan harga ramah di kantong.

Walau banyak makanan modern bermunculan, jajanan pasar tetap dicari dan dicintai. Selain rasanya yang enak, jajanan tradisional Indonesia juga menyimpan cerita dan nilai budaya yang kuat.

Jajanan Pasar Khas Indonesia yang Lezat

Nah, kalau kamu ingin tahu lebih dalam tentang jajanan pasar yang melegenda di Indonesia, yuk simak ulasannya berikut ini!

1. Kue Putu Ayu – Cantik, Lembut, dan Penuh Nostalgia

Jajanan Pasar Khas Indonesia: Kue Putu Ayu - Cantik, Lembut, dan Penuh Nostalgia

Kue putu ayu terkenal dengan tampilannya yang cantic – berwarna hijau pandan dengan kelapa parut putih di atasnya.

Teksturnya lembut dan ringan, sangat pas disajikan sebagai teman teh di sore hari.

Asal-usul: Merupakan kue basah khas Jawa yang juga populer di seluruh Nusantara.

Cerita unik: Warna hijau dari pandan juga dipercaya membawa suasana tenang dan sejuk, sesuai dengan filosofi masyarakat Jawa tentang keselarasan.

2. Wajik – Kue Ketan Manis dengan Simbol Keharmonisan

Terbuat dari ketan yang dimasak bersama santan dan gula merah, wajik punya rasa manis legit dan tekstur kenyal. Biasanya berbentuk jajaran genjang atau belah ketupat.

Makna budaya: Dalam budaya Jawa, wajik sering disajikan di acara syukuran karena dianggap sebagai simbol kebersamaan dan kekompakan.

Menariknya: Proses memasaknya membutuhkan kesabaran tinggi, karena harus terus diaduk agar tidak gosong.

Baca Juga:  Mindful Eating: Membangun Hubungan Positif dan Sehat dengan Makanan

3. Lopis – Ketan Legit dalam Balutan Daun Pisang

Lopis adalah camilan dari ketan putih yang dibungkus daun pisang, direbus hingga matang, lalu disajikan dengan kelapa parut dan sirup gula merah kental.

Cerita unik: Di beberapa daerah seperti Yogyakarta dan Banyumas, lopis kerap dibuat dalam ukuran besar dan dibagikan saat ritual sedekah bumi.

Simbolisasi: Mewakili rasa syukur atas hasil panen dan kebersamaan warga desa.

4. Kue Cucur – Kue Seribu Lapisan dari Betawi

Kue Cucur - Kue Seribu Lapisan dari Betawi

Kue cucur memiliki bentuk bulat pipih, dengan bagian tengah yang empuk dan pinggirannya renyah.

Warnanya cokelat tua karena terbuat dari campuran tepung beras dan gula merah.

Asal-usul: Asli Betawi dan biasa disajikan saat hajatan seperti lamaran atau pengajian.

Maknanya: Lapisan pada kue cucur dianggap sebagai simbol kehidupan yang penuh tantangan namun tetap manis.

5. Onde-Onde – Bola Wijen dengan Isi Kacang Hijau

Onde-onde punya tekstur kenyal di luar dan lembut di dalam. Baluran wijennya membuat kue ini harum dan renyah. Isi kacang hijaunya manis dan lembut.

Asal-usul: Merupakan adaptasi dari kue tradisional Tiongkok bernama “Jian Dui”.

Fakta menarik: Dalam budaya Tionghoa, onde-onde melambangkan kebulatan tekad dan keberuntungan.

6. Lemper – Camilan Ketan dengan Isian Gurih

Dibungkus daun pisang, lemper terbuat dari beras ketan yang diberi isian ayam suwir atau abon.

Rasanya gurih dan mengenyangkan, cocok untuk acara keluarga atau hajatan.

Cerita unik: Dalam budaya Jawa, lemper sering diartikan sebagai singkatan dari “Yen Dadi Wong Kudu Eling lan Sabar” (Kalau jadi orang harus ingat dan sabar).

Baca Juga:  5 Minuman Hangat Sehat yang Cocok untuk Musim Gugur

Filosofis banget, ya?

7. Nagasari – Lembutnya Pisang dalam Balutan Tepung

Jajanan Pasar Khas Indonesia: Nagasari - Lembutnya Pisang dalam Balutan Tepung

Nagasari adalah kue basah berbahan dasar tepung beras, santan, dan gula, dengan potongan pisang di dalamnya.

Dibalut daun pisang, kue ini punya aroma wangi dan rasa yang manis alami.

Nilai budaya: Nagasari biasa disajikan dalam upacara adat dan simbol kesucian serta harapan baik.

Variasi modern: Kini ada juga versi isi cokelat atau nangka, tapi yang klasik tetap juara!

8. Kue Lumpur – Lembut Manis yang Menggoda

Jangan terkecoh dengan namanya, karena kue lumpur justru salah satu jajanan pasar yang paling digemari.

Terbuat dari campuran kentang, santan, dan telur, teksturnya super lembut dan legit.

Fakta menarik: Dulu, kue ini sering disajikan untuk kalangan bangsawan di zaman kolonial.

Tambahan topping: Biasanya ditaburi kismis, kelapa muda, atau keju parut sebagai sentuhan modern.

9. Bika Ambon – Kue Berpori dari Medan

Meskipun namanya Bika Ambon, kue ini aslinya berasal dari Medan, Sumatera Utara.

Ciri khasnya adalah tekstur berpori dan elastis dengan rasa manis dan aroma daun jeruk yang khas.

Proses unik: Adonan bika Ambon difermentasi sebelum dipanggang agar menghasilkan rongga-rongga kecil di dalamnya.

Simbol kemakmuran: Karena tampilannya yang mekar dan warnanya keemasan.

10. Apem – Simbol Permintaan Maaf dan Kesederhanaan

Apem - Simbol Permintaan Maaf dan Kesederhanaan

Apem terbuat dari tepung beras, gula, santan, dan tape singkong. Rasanya manis dengan aroma fermentasi tape yang khas. Biasanya dikukus atau dibakar.

Makna filosofis: Dalam tradisi Jawa, apem disajikan sebagai simbol taubat dan permohonan maaf.

Baca Juga:  8 Rekomendasi Minuman Segar di Musim Panas dari Berbagai Negara yang Wajib Dicoba

Tradisi Megengan: Apem sering dibagikan ke tetangga menjelang bulan Ramadan.

11. Lumpia – Perpaduan Rasa Tionghoa dan Nusantara

Lumpia merupakan kue gulung yang diisi rebung, telur, ayam atau udang, lalu digoreng hingga renyah. Versi paling terkenal tentu saja Lumpia Semarang.

Asal-usul: Diciptakan dari perpaduan budaya Tionghoa dan Jawa pada abad ke-19.

Nilai filosofis: Lumpia melambangkan persatuan dalam keberagaman.

Dari kue lumpur hingga lumpia, dari yang manis sampai yang gurih – jajanan pasar adalah cermin kekayaan budaya Indonesia.

Setiap gigitannya membawa rasa, cerita, dan filosofi yang tak lekang oleh waktu.

Di tengah gempuran tren kuliner modern, jajanan pasar tetap bertahan karena sederhana namun bermakna, murah tapi mewah di hati.

Yuk, lestarikan jajanan pasar khas Indonesia. Beli dari pedagang lokal, kenali sejarahnya, dan ajarkan generasi muda untuk mencintai kuliner negeri sendiri!

Artikel Terkait