Dunia sepak bola tak hanya soal pertandingan di atas lapangan, tapi juga bisnis besar bernilai miliaran euro menjadi incaran pebisnis. Cek sumber untuk informasi transfer pemain.
Dalam industri yang sangat kompetitif ini, transfer pemain menjadi salah satu strategi utama klub untuk memperkuat tim dan meningkatkan peluang juara.
Sayangnya, tidak semua transfer berujung manis. Ada yang menjadi investasi sukses, ada pula yang justru dianggap sebagai “flop”.
Transfer Pemain Bola Termahal Sepanjang Sejarah
Berikut ini adalah 10 transfer pemain bola termahal dalam sejarah sepak bola lengkap dengan nilai, latar belakang transfer, serta analisis keuntungan yang didapat klub.
Siapa yang benar-benar jadi pembelian cerdas?
1. Neymar – €222 Juta (±Rp3,66 Triliun)
- Dari: FC Barcelona
- Ke: Paris Saint-Germain (2017)
Transfer Neymar ke PSG pada tahun 2017 menjadi titik balik dalam sejarah bursa transfer pemain bola termahal dunia.
PSG menebus klausul pelepasan sang pemain secara penuh, menjadikannya pemain pertama dalam sejarah dengan nilai transfer lebih dari €200 juta.
Tujuannya jelas: menjadikan PSG klub elite Eropa dan memperkuat citra global mereka.
Dari sisi performa, Neymar mencatatkan banyak kontribusi dengan gol dan assist, namun sering absen dalam laga penting karena cedera.
Di sisi komersial, kehadiran Neymar mendongkrak penjualan merchandise, eksposur media, dan menarik sponsor besar. Baca Juga Transfer Musim 2025 pemain bola Eropa.
Keuntungan:
- Peningkatan branding global PSG
- Pendapatan sponsor dan merchandise
- Meningkatkan daya tarik liga Prancis
Catatan: Gelar Liga Champions yang diidamkan PSG belum berhasil diraih selama masa Neymar di klub.
2. Kylian Mbappe – €180 Juta (±Rp2,97 Triliun)
- Dari: AS Monaco
- Ke: Paris Saint-Germain (2018)
Dibeli saat masih berusia 19 tahun, Kylian Mbappe adalah investasi jangka panjang terbaik PSG sejauh ini. Ia langsung menjadi ikon baru sepak bola Prancis dan dunia.
Mbappe membantu PSG mendominasi Ligue 1, mencapai final Liga Champions 2020, dan tampil impresif di level internasional bersama Timnas Prancis.
Dari sisi teknis, ia menjadi top skor dan MVP Liga Prancis selama beberapa musim. Secara pasar, Mbappe memiliki daya tarik global, khususnya di kalangan generasi muda.
Keuntungan:
- Performa konsisten dan mencetak banyak gol
- Nilai pasar terus meningkat
- Menjadi wajah utama klub dan sponsor
Kesimpulan: Salah satu investasi terbaik dalam sejarah sepak bola modern.
3. Philippe Coutinho – €145 Juta (±Rp2,39 Triliun)
- Dari: Liverpool
- Ke: FC Barcelona (2018)
Barcelona merekrut Coutinho sebagai pengganti Neymar dengan harapan ia akan menjadi jenderal lini tengah sekaligus motor serangan.
Namun, performa Coutinho jauh dari harapan. Ia gagal tampil konsisten dan sering kehilangan tempat utama.
Pemain asal Brasil ini sempat dipinjamkan ke Bayern Munich, di mana secara ironis ia mencetak dua gol ke gawang Barcelona dalam kekalahan 2-8 di Liga Champions.
Akhirnya, ia dilepas secara permanen dengan harga jauh lebih rendah.
Kerugian:
- Tidak memberikan kontribusi signifikan
- Cedera dan kesulitan beradaptasi
- Beban gaji tinggi dan kerugian finansial
Kesimpulan: Salah satu transfer paling tidak menguntungkan dalam sejarah Barcelona.
4. Ousmane Dembele – €140 Juta (±Rp2,31 Triliun)
- Dari: Borussia Dortmund
- Ke: FC Barcelona (2017)
Dembele datang sebagai salah satu wonderkid terbaik Eropa. Sayangnya, ia mengalami cedera berkepanjangan yang membuatnya jarang tampil konsisten.
Meski begitu, di musim-musim terakhirnya, Dembele menunjukkan kebangkitan dan menjadi pemain andalan Xavi.
Akhirnya, ia pindah ke PSG pada 2023 dengan harga yang lebih rendah dibanding nilai belinya. Namun, performa terbaiknya baru muncul di saat akhir kontraknya.
Keuntungan Campuran:
- Mampu tampil bagus saat fit
- Tidak sesuai dengan harga transfer awal
- Penjualan kembali tidak menutup investasi awal
Kesimpulan: Transfer penuh harapan yang terlalu lama tertahan karena cedera.
5. Joao Felix – €126 Juta (±Rp2,08 Triliun)
- Dari: Benfica
- Ke: Atletico Madrid (2019)
Atletico Madrid menggelontorkan dana besar untuk membeli Felix yang saat itu disebut sebagai “penerus Cristiano Ronaldo”.
Namun, gaya bermain Felix yang dinamis dan bebas tidak cocok dengan filosofi Diego Simeone yang defensif.
Ia sempat dipinjamkan ke Chelsea dan kemudian ke Barcelona, tetapi belum menunjukkan performa konsisten yang sesuai dengan label harganya.
Kerugian Sementara:
- Tidak cocok secara taktik
- Belum konsisten di klub manapun
- Harga jual kembali kemungkinan jauh di bawah nilai belinya
Kesimpulan: Potensi besar, tapi masih butuh lingkungan yang lebih sesuai agar berkembang.
6. Antoine Griezmann – €120 Juta (±Rp1,98 Triliun)
- Dari: Atletico Madrid
- Ke: FC Barcelona (2019)
Barcelona mengaktifkan klausul pelepasan Griezmann senilai €120 juta dengan harapan besar menjadikannya bagian dari trisula maut bersama Messi dan Suarez.
Namun, ia kesulitan beradaptasi dengan filosofi permainan Barcelona dan sering ditempatkan di posisi yang bukan peran utamanya.
Performa Griezmann tidak buruk secara statistik, tetapi ia gagal menjadi pembeda dalam momen krusial.
Pada 2021, ia akhirnya kembali ke Atletico Madrid dengan status pinjaman, lalu dijual secara permanen dengan harga jauh lebih rendah.
Kerugian:
- Tidak cocok dengan taktik dan peran di lapangan
- Harga jual kembali rendah
- Ekspektasi publik tidak terpenuhi
Kesimpulan: Transfer mahal yang tidak memberikan dampak signifikan di lapangan maupun sisi komersial.
7. Cristiano Ronaldo – €117 Juta (±Rp1,93 Triliun)
- Dari: Real Madrid
- Ke: Juventus (2018)
Ronaldo datang ke Juventus sebagai salah satu pemain bola termahal dan terbaik sepanjang masa.
Ia langsung mencetak gol demi gol dan membawa Juve meraih trofi domestik seperti Serie A dan Supercoppa.
Di sisi komersial, efek Ronaldo sangat terasa:
- Penjualan jersey melonjak
- Follower media sosial Juventus meningkat drastis
- Sponsor global pun berdatangan
Namun, target utama Juventus, yakni menjuarai Liga Champions, tak tercapai, bahkan mereka tersingkir lebih awal dari yang diperkirakan di beberapa musim.
Keuntungan:
- Dominasi domestik
- Lonjakan komersial dan brand value
Kekurangan:
- Gagal membawa Juve juara Eropa
Kesimpulan: Transfer sukses dari sisi branding dan performa individu, tapi kurang dari segi prestasi tim di Eropa.
8. Eden Hazard – €115 Juta (±Rp1,9 Triliun)
- Dari: Chelsea
- Ke: Real Madrid (2019)
Dibeli sebagai pengganti Cristiano Ronaldo, Hazard datang ke Madrid dengan status bintang Premier League.
Namun, ia mengalami cedera berkepanjangan sejak awal, yang membuat performanya terus menurun.
Dalam empat musim di Madrid, ia hanya tampil dalam jumlah pertandingan yang terbatas dan jarang mencetak gol.
Real Madrid pun sulit mendapatkan keuntungan dari sisi komersial karena Hazard lebih banyak absen. Ia kemudian dilepas secara gratis pada tahun 2023.
Kerugian Besar:
- Minim kontribusi
- Cedera terus-menerus
- Tidak memberikan nilai balik secara performa maupun finansial
Kesimpulan: Salah satu transfer paling mengecewakan dalam sejarah Real Madrid modern.
9. Paul Pogba – €105 Juta (±Rp1,73 Triliun)
- Dari: Juventus
- Ke: Manchester United (2016)
Kembalinya Pogba ke Old Trafford menjadi pusat perhatian dunia. Transfer ini memecahkan rekor dunia saat itu dan diikuti kampanye marketing besar-besaran.
Pogba menunjukkan kualitasnya di beberapa periode, namun performanya tidak konsisten dan sering terganggu oleh cedera serta kontroversi di luar lapangan.
Akhirnya, Pogba kembali ke Juventus secara gratis pada 2022, sama seperti saat ia pertama kali pergi dari MU pada 2012.
Kerugian:
- Kontribusi tak sebanding ekspektasi
- Banyak drama dan cedera
- Tidak ada ROI karena dilepas gratis
Kesimpulan: Transfer sensasional yang tak membuahkan hasil besar di lapangan dan bahkan rugi secara ekonomi.
10. Gareth Bale – €100 Juta (±Rp1,65 Triliun)
- Dari: Tottenham Hotspur
- Ke: Real Madrid (2013)
Saat dibeli, Bale menjadi pemain bola termahal dunia dan langsung membayar kepercayaan dengan gol-gol penting – termasuk di final Liga Champions 2014 dan 2018, serta final Copa del Rey. Ia dikenal karena kecepatan dan tendangan jarak jauhnya.
Namun, hubungannya dengan pelatih (terutama Zidane) dan media Spanyol memburuk seiring waktu.
Cedera juga mengganggu kariernya, dan ia sempat dipinjamkan kembali ke Tottenham sebelum kontraknya habis.
Keuntungan:
- Kontribusi penting dalam 5 trofi Liga Champions
- Momen spektakuler di partai final
Kekurangan:
- Tidak konsisten dalam jangka panjang
- Konflik internal dan cedera
Kesimpulan: Transfer yang sukses secara trofi, meski tak bebas dari kontroversi dan kritik.
Jika dilihat dari kombinasi performa, komersial, dan pencapaian tim, maka Kylian Mbappe dan Cristiano Ronaldo menjadi pembelian yang paling menguntungkan.
Di sisi lain, Eden Hazard dan Philippe Coutinho bisa dikatakan sebagai contoh transfer pemain bola termahal yang paling tidak memberikan nilai balik sesuai harapan.
Transfer pemain adalah perjudian besar. Klub harus mempertimbangkan tak hanya kualitas teknis, tapi juga kecocokan sistem, karakter pemain, dan daya tahan fisik.