5 Fakta Menarik Serial Fate: The Winx Saga, Adaptasi Winx Club yang Lebih Gelap dan Magis

Avatar photo

Citra P

5 Fakta Menarik Serial Fate: The Winx Saga, Adaptasi Winx Club yang Lebih Gelap dan Magis

Netflix selalu punya cara untuk memanjakan para penontonnya dengan deretan tayangan yang seru dan bikin nagih.

Salah satu serial yang sempat mencuri perhatian adalah Fate: The Winx Saga, adaptasi live-action dari animasi legendaris Winx Club.

Tapi jangan salah sangka, versi live-action ini tampil beda dengan suasana yang lebih kelam, cerita yang lebih dalam, dan konflik yang jauh lebih rumit.

Fakta Menarik Serial Fate: The Winx Saga

Buat kamu yang penasaran atau baru mau mulai nonton, yuk simak 5 fakta menarik di balik serial Fate: The Winx Saga yang bisa bikin kamu makin tertarik masuk ke dunia sihir Alfea!

1. Adaptasi dari Animasi Legendaris, Tapi dengan Nuansa Lebih Dewasa

Siapa sih yang nggak kenal Winx Club? Serial animasi asal Italia yang booming sejak 2004 ini dulu sering banget tayang di TV dan punya fanbase loyal dari berbagai generasi.

Nah, Fate: The Winx Saga merupakan adaptasi live-action dari animasi tersebut.

Namun, versi Netflix ini membawa warna baru: lebih gelap, kompleks, dan emosional.

Kalau dulu kamu nonton Winx Club buat hiburan ringan, sekarang kamu diajak masuk ke dunia sihir yang penuh konflik batin, misteri, dan kisah cinta yang nggak sederhana.

Serial ini masih mempertahankan elemen penting dari animasinya seperti karakter utama dan latar di sekolah sihir Alfea, tapi dibalut dengan nuansa yang lebih realistis untuk penonton remaja dan dewasa muda.

2. Banyak Perbedaan dari Versi Kartun, Tapi Ceritanya Tetap Menarik

Meski diadaptasi dari versi kartun, bukan berarti semua ceritanya sama. Ada beberapa perbedaan signifikan yang membuat versi live-action ini terasa segar:

  • Flora, si peri bunga yang ikonik di animasi, tidak muncul di season pertama, digantikan oleh sepupunya yang bernama Terra.
  • Karakter Beatrix dan Rosalind adalah tokoh baru yang nggak ada di animasi.
  • Dalam animasi, Winx Club sudah terbentuk sejak awal, tapi dalam serial ini, Bloom baru membentuk pertemanan dan koneksi dengan para peri lainnya selama di Alfea.
  • Masalah pribadi dan dilema moral tiap karakter ditampilkan dengan lebih kompleks dan dewasa.
  • Nuansa dunia sihir di live-action lebih suram, dengan musuh dan tantangan yang nggak sekadar monster jahat, tapi juga konspirasi dan konflik internal.
Baca Juga:  7 Rekomendasi Film Samurai Terbaik: Penuh Aksi, Nilai Kehormatan, dan Cerita Menyentuh

Perubahan ini justru jadi nilai plus karena membuat cerita lebih segar dan cocok untuk penonton baru maupun fans lama.

3. Dibintangi oleh Aktor Muda Berbakat dengan Chemistry Kuat


Salah satu kekuatan film serial ini terletak pada para pemerannya. Mereka bukan hanya cakep, tapi juga punya kemampuan akting yang solid dan karakter yang relate.

Berikut beberapa tokoh utama dan pemerannya:

  • Abigail Cowen sebagai Bloom, peri api yang baru menyadari kekuatannya. Cowen sebelumnya tampil di Chilling Adventures of Sabrina.
  • Hannah van der Westhuysen sebagai Stella, peri cahaya yang elegan namun menyimpan konflik batin.
  • Precious Mustapha sebagai Aisha, peri air yang kuat dan mandiri.
  • Eliot Salt sebagai Terra, peri bumi yang hangat dan penuh empati.
  • Elisha Applebaum sebagai Musa, peri musik yang sensitif dan pendiam.
  • Sadie Soverall sebagai Beatrix, peri listrik yang misterius dan punya agenda tersembunyi.
  • Danny Griffin sebagai Sky, prajurit Alfea dan love interest dari Bloom.

Chemistry antartokoh terasa natural dan mendalam, terutama dalam menggambarkan persahabatan, konflik, dan percintaan di dunia sihir yang rumit.

4. Lokasi Syuting di Irlandia yang Penuh Pesona Fantasi

Serial ini nggak hanya kuat di jalan cerita, tapi juga memanjakan mata dengan visual indah dari alam Irlandia.

Yap, sebagian besar syuting Fate: The Winx Saga dilakukan di lokasi-lokasi ikonik di Irlandia yang cocok banget jadi latar dunia sihir.

Beberapa lokasi syuting yang menarik:

  • Killruddery House and Gardens di Bray, Irlandia – digunakan sebagai tampilan luar kampus Alfea.
  • Ardmore Studios – untuk syuting dengan efek visual dan interior.
  • Wicklow Mountains dan Dunsany Castle – menghadirkan suasana magis dan dramatis.
  • Powerscourt House and Gardens – juga digunakan untuk beberapa adegan eksterior yang megah.
Baca Juga:  7 Rekomendasi Mainan Alat Musik untuk Anak yang Menyenangkan

Lokasi-lokasi ini bisa dikunjungi oleh wisatawan. Jadi, buat kamu yang pengen napak tilas dunia Alfea secara langsung, Irlandia bisa jadi destinasi impian!

5. Season Kedua Jadi Penutup Epik dengan Konflik yang Lebih Intens

Setelah sukses di season pertama, Netflix merilis season kedua pada 2022. Ceritanya makin seru dan penuh kejutan. Fokus utama season ini adalah menghadapi Rosalind, mantan kepala sekolah Alfea yang punya agenda gelap.

Plot utama:

  • Rosalind ingin memanfaatkan kekuatan Bloom untuk membuka portal ke Shadow Realm, dunia gelap berisi makhluk mengerikan.
  • Bloom semakin kesulitan mengendalikan kekuatannya, yang berpotensi menyebabkan kehancuran.
  • Para peri harus bersatu, meski berbeda pandangan, demi menyelamatkan dunia mereka.

Sayangnya, meskipun fans berharap banyak, Netflix mengonfirmasi tidak akan melanjutkan ke season ketiga.

Tapi season kedua tetap memberikan penutup yang cukup memuaskan, walau masih menyisakan misteri yang menggantung.

Meski hanya punya dua season, Fate: The Winx Saga berhasil memberikan pengalaman menonton yang emosional, seru, dan visual yang menawan.

Serial ini cocok buat kamu yang suka genre fantasy, coming-of-age, dan drama remaja dengan sentuhan sihir.

Ceritanya nggak sekadar pertarungan antar-peri, tapi juga soal pencarian jati diri, persahabatan, hingga perjuangan mengendalikan kekuatan besar dalam diri.

Jadi, kalau kamu belum nonton, sekarang adalah waktu yang pas buat binge-watching weekend kamu!

Artikel Terkait