Cara Makan Lebih Berkelanjutan Tanpa Harus Menjadi Vegan

Cara Makan Lebih Berkelanjutan Tanpa Harus Menjadi Vegan

 

Pilihan makanan kita dapat berdampak signifikan pada planet ini. Akibatnya, semakin banyak orang menjadi vegan saat ini. Lagi pula, bukan rahasia lagi bahwa makanan yang paling berkelanjutan adalah nabati.

Sementara sebagian besar dari kita dapat mengakui bahwa veganisme mempromosikan keberlanjutan makanan, tidak semua orang siap untuk mengubah pola makan mereka.

Untungnya, hidup berkelanjutan tidak membatasi Anda hanya untuk makan vegan. Berikut adalah beberapa tip tentang cara makan lebih berkelanjutan tanpa harus menjadi vegan:

Dukung Pasar Petani Anda

Ada banyak manfaat ramah lingkungan dari mengkonsumsi produk lokal. Misalnya, kami mengurangi emisi transportasi makanan dan limbah kemasan. Juga, mengkonsumsi dari toko-toko lokal dan pasar petani akan membantu mendukung keluarga yang memanen makanan yang berkelanjutan.

Tumbuhkan Makanan Anda Sendiri

Jika Anda adalah penggemar berkebun, memakan apa yang Anda tanam adalah pengalaman yang sangat berharga.

Anda tidak perlu memiliki peternakan untuk mengolah makanan tertentu. Faktanya, meskipun memiliki halaman belakang akan ideal, ada makanan tertentu yang bisa kita tanam di dalam ruangan dalam pot dan pekebun. Agar banyak benih mekar, yang Anda butuhkan hanyalah jendela besar agar sinar matahari dan udara segar dapat masuk. Beberapa makanan yang bisa tumbuh di dalam ruangan termasuk rumput gandum, bawang putih, tomat, cabai, dan rempah-rempah.

Tingkatkan Asupan Sayuran dan Buah Anda

Mengurangi asupan produk hewani dapat bermanfaat bagi lingkungan.

Misalnya, alih-alih makan daging sebagai hidangan utama, Anda bisa menjadikannya sebagai lauk dan makan lebih banyak sayuran. Demikian juga, Anda juga dapat mencoba alternatif seperti daging vegan dari Beyond Beef dan Impossible Foods.

Berapa Banyak CO2 yang Disebabkan Makanan Anda?

Salah satu cara untuk makan lebih berkelanjutan adalah memilih makanan sesuai dengan persentase emisi rumah kaca yang disebabkan oleh produksinya. Menurut Hannah Ritchie peneliti senior Our World in Data  - emisi rumah kaca per kilogram produk makanan adalah sebagai berikut:

  • Daging Sapi (60 KgCO2)
  • Domba (24 KgCO2)
  • Babi (7 KgCO2)
  • Unggas (6 KgCO2)
  • Keju (21 KgCO2)
  • Cokelat (19 KgCO2)
  • Kopi (17 kgCO2)
  • Minyak sawit (8 KgCO2)
  • Beras (4 KgCO2)
  • Tomat (1,4 KgCO2)

*Catatan: KgCO2 adalah singkatan dari Kilograms of carbon dioxide.

Memahami emisi CO2 yang dihasilkan oleh pilihan makanan kita memungkinkan kita untuk mengkonsumsi lebih berkelanjutan. Misalnya, orang yang memilih makan ayam memiliki jejak karbon yang lebih rendah daripada orang yang makan daging sapi.

Hindari Makanan Olahan

Makanan olahan tidak hanya tidak sehat bagi kita, tetapi juga merusak lingkungan.

Memproduksi makanan olahan membutuhkan lebih banyak sumber daya alam daripada memasak makanan utuh di rumah. Sebagai permulaan, perlu mengirimkan bahan mentah, yang biasanya dibekukan untuk mengawetkannya sampai digunakan. Sumber daya alam mau tidak mau diperlukan untuk membekukan dan mengemas bahan mentah. Kemudian kami menambahkan emisi karbon yang diperlukan untuk menyiapkan makanan tersebut dalam skala besar. Selain itu, makanan olahan ini membutuhkan satu putaran pengemasan lagi untuk didistribusikan. Last but not least, setelah Anda memiliki makanan ini di rumah, Anda mungkin perlu menggunakan sumber daya alam untuk memanaskan atau memasaknya.